Saturday, 14 August 2010

Dialog menarik :)

Baru-baru ini, kenalan kami di Nottingham memberi link untuk download drama Ketika_Cinta_Bertasbih_Spesial_Ramadhan. Drama ini merupakan kesinambungan KCB1 dan KCB2. Alhamdulillah, banyak dialog yang menarik dan menenangkan hati.

Di sini, kami ingin kongsi satu slot dialog antara Ustazah Ana dan Ustazah Zulfa berkenaan persoalan anak. Ana menghadapi masalah endometriosis yang menyukarkan dirinya untuk hamil, manakala Zulfa baru saja kehilangan cahaya mata setelah 4 tahun menunggu. Semoga bermanfaat :)


Zulfa
: Bagaimana perkembangan rahim mu An
Ana: Ana telah berjanji pada Mas Azam untuk tidak terus larut dalam kesedihan persoalan anak ini. Tadi Dr Efi mengatakan rahim Ana memburuk. Nasihati Ana,, Bu
Zulfa: Sebenarnya perasaan kita itu sama, An. Kepedihan yang tak terkira sebagai seorang isteri apabila dia tidak mampu menghadirkan seorang anak kepada suaminya.
Ana: Demi Allah, itu yang Ana rasakan Bu
Zulfa: Masalahnya, anak itu anugerah dari Allah yang tidak diberikan kepada kita hanya kerana kita memiliki rahim, An. Di sana ada kuasa Allah, takdir Allah dan pastinya ada rencana dari Allah.
Ana: Mas Azam sudah memahami itu semua, Bu. Tapi pada kenyataannya, Ana ini masih saja gundah dan gelisah.
Zulfa: 4 tahun saya merasakan hal tersebut, An. Kegelisahan dan kegundahan. Ketika saya dikatakan hamil, saya rasa kegelisahan dan kegundahan itu akan sirna. Tapi kenyataannya, anak itu pergi menjelang detik-detik lahirnya.
Ana: Adakah kegundahan dan kegelisahan itu kini kembali hadir Bu.
Zulfa: Ya, dalam warna yang berbeda.
Ana: Maksud Bu?
Zulfa: Jika anak itu sebuah kehidupan, agaknya kita terlalu memaksakan kehendak kita untuk menghadirkan sebuah kehidupan. Padahal, urusan terbesar kita itu sebenarnya adalah kematian.
Ana: Astaghfirullah
Zulfa: Ya, kegelisahan saya saat ini adalah bagaimana mempersiapkan kematian tersebut. Oleh sebab itu An, saya sangat berharap mudah-mudahan dengan pengabdian saya di pesantren ini terhapus sedikit kegelisahan ini.
Ana: Terima kasih Bu atas nasihat.
Zulfa: Saya menasihati diri saya sendiri, An. Berharap-harap datangnya sebuah kehidupan, sang anak. Padahal saya belum bisa membuat banyak untuk kehidupan saya sendiri.
Ana: Apa lagi Ana yang belum satu tahun menjalani pernikahan, Bu.
Zulfa: Kiyai Umar (yang baru meninggal dunia) tidak punyai anak, tapi saya yakin beliau sangat berbahagia dengan kehidupannya. Kerana apa An? Kerana anak beliau banyak tersebar di tengah-tengah umat ini.

1 comment:

Anonymous said...

testing 1 2 3